RUMAH
ADAT LAMPUNG
Provinsi Lampung sebenarnya memiliki beberapa jenis rumah
adat. Hanya saja, tidak semua jenis rumah adat Lampung bisa bertahan
hingga sekarang. Kondisi tersebut dikarenakan Lampung sebagai daerah
transmigrasi sehingga arus pendatang cukup banyak di provinsi ini. Meskipun
demikian, masih terdapat rumah adat Lampung yang tetap eksis hingga saat ini,
yaitu Nuwow Sesat.
Nuwow Sesat merupakan salah satu jenis rumah adat
Lampung yang masih banyak berdiri di kawasan tersebut. Alih-alih digunakan
sebagai tempat tinggal biasa, awalnya rumah adat Lampung Nuwow Sesat dijadikan
sebagai tempat berkumpul untuk musyarawarah bagi masyarakat Lampung. Nama Nuwow
Sesat sendiri memiliki arti “rumah adat”.
Sama seperti rumah adat lainnya, rumah adat Lampung
Nuwow Sesat juga memiliki beberapa ciri khas yang unik. Berikut ini Kania akan
mengajak kamu untuk mengenal ciri khas yang melekat pada rumah adat Lampung
yang satu ini. Yuk, langsung saja simak di bawah ini!
Hampir sama dengan rumah-rumah adat lainnya yang ada
di Sumatera, rumah adat Lampung Nuwow Sesat juga berbentuk rumah panggung.
Konsep rumah panggung ini dibuat untuk menyesuaikan kondisi geologis di kawasan
tersebut yang sering terjadi gempa hingga serangan hewan buas.
Rumah adat Lampung dengan konsep ini didominasi oleh material kayu
yang dinilai lebih tahan gempa dan lebih aman dari serangan binatang buas.
Bahkan, saking kuatnya rumah adat Lampung Nuwow Sesat yang berada di Kampung
Negeri Olok Gading ini tetap kukuh saat Gunung Krakatau meletus yang
menyebabkan gempa serta tsunami hebat. Rumah adat Lampung itu pun masih berdiri
sampai saat ini.
Rumah Adat Lampung Nuwow Sesat Terbagi Menjadi 3
Ruangan Utama
Rumah adat Lampung Nuwow Sesat pada dasarnya memiliki
tiga ruangan utama. Ketiga ruangan itu disebut ijan geladak, anjungan serasi,
dan ruang tetabuhan yang masing-masing memiliki fungsi yang berbeda.
Ijan geladak merupakan tangga masuk rumah adat Lampung
Nuwow Sesat yang dilengkapi dengan atap. Anjungan serasi merupakan ruangan
untuk pertemuan yang biasanya terdapat kursi.
Sementara itu, ruang tetabuhan digunakan untuk menyimpan alat-alat tradisional.
Pada rumah adat Lampung ini memang tidak ada kamar tidur karena fungsi
awalnya memang ditujukan sebagai tempat musyawarah.
Rumah Adat Lampung Nuwow Sesar Berderet Mengikuti
Aliran Sungai
Pada umumnya, rumah-rumah adat Lampung Nuwow Sesat
dibangun berderet. Deretan rumah adat Lampung ini pun tersusun rapi mengikuti
arah aliran sungai. Konon katanya, peletakan rumah adat Lampung ini memang
sengaja dibuat mengikuti aliran sungai agar masyarakat yang sedang berkumpul di
dalamnya dapat dengan mudah mengambil sumber air.
Hiasan Payung sebagai Lambang Tingkatan Adat
Salah satu hal unik dari rumah adat Lampung yang satu
ini adalah adanya hiasan payung di bagian atas bangunan. Hiasan payung pada
rumah adat Lampung Nuwow Sesat yang satu dengan yang lain bisa berbeda warna.
Setidaknya ada tiga warna, yakni putih, kuning, dan merah. Tidak hanya sekadar
menjadi dekorasi, warna yang
berbeda-beda ini ternyata melambangkan tingkatan adat tertua di masyarakat
tradisional Lampung.
Atap Rumah Adat Lampung Nuwow Sesat Memakai Ilalang
Pada awalnya, rumah adat Lampung Nuwow Sesat memang
ditujukan sebagai tempat bermusyarawarah bagi warga sekitar. Namun, seiring
berjalannya waktu, fungsi rumah adat Lampung ini sudah berubah. Saat ini,
kebanyakan rumah adat Lampung Nuwow Sesat diubah menjadi rumah tinggal biasa,
meskipun dengan model dan jumlah ruangan yang tetap sama dengan aslinya.
Setelah melihat ciri khas dan keunikannya, apakah kamu
tertarik untuk melihat Nuwow Sesat secara langsung? Rumah adat Lampung Nuwow
Sesat ini sangat menarik untuk dijadikan destinasi wisata kamu saat berlibur ke
Sumatera.
Selain informasi menarik di atas, baca juga artikel
dengan informasi dan inspirasi bermanfaat lainnya dari Dekoruma. Tak hanya itu saja, Dekoruma
juga menjual furnitur,
dekorasi, dan peralatan rumah tangga,
lho! Yuk, lengkapi kebutuhan rumahmu bersama Dekoruma!
Gaya Arsitektur
Rumah Adat Nowou Sesat memiliki keunikan dari sisi
gaya arsitekturnya. Setiap bagian rumah memiliki fungsi masing-masing, berikut
penjelasan lengkapnya:
- Ijan Geladak Bagian rumah ini adalah tangga yang merupakan akses utama menuju rumah mengingat Rumah Adat Nowou Sesat dibangun dengan konsep rumah panggung. Tangga pada Rumah Adat Lampung ini dilengkapi dengan tangga yang bernama Rurung Agung. Fungsi dari Ijan Geladak adalah sebagai jalan naik untuk para penyimbang atau purwatin. Nantinya para penyimbang akan naik ke Ruang Pasiban yang merupakan tempat untuk melaksanakan pepung adat atau musyawarah. Fungsi lain dari Ijan Geladak adalah sebagai tempat para penjaga ketika kegiatan pepung adat berlangsung. Para penjaga tersebut akan menyampaikan beberapa hal kepada para tamu yang hendak menemui para penyimbang. Selain itu, fungsi lain dari Ijan Geladak adalah untuk menyambut tamu kehormatan. Biasanya, para tamu kehormatan akan disambut dengan tarian khas budaya Lampung di bagian rumah ini.
- Anjungan Bagian rumah ini merupakan serambi yang dibangun di luar Ruang Pasiban. Anjungan juga berfungsi untuk menyambut tamu kehormatan. Selain itu, bagian rumah ini juga biasa digunakan sebagai tempat pertemuan kecil para penyimbang dan tempat mereka beristirahat ketika melaksanakan pepung adat atau musyawarah.
- ·Ruang Pasiban Ruang Pasiban adalah bagian utama dari Rumah Adat Lampung ini. Fungsinya adalah sebagai tempat pelaksanaan musyawarah adat yang menyangkut beberapa hal. Biasanya musyawarah yang diaadakan adalah untuk membahas permasalahan yang terjadi beserta penyelesaiannya dan juga untuk perencanaan acara adat rutin yang diadakan oleh masyarakat sekitar. Bagi masyarakat Lampung, Ruang Pasiban merupakan ruangan yang sangat sakral dimana tidak sembarang orang bisa memasukinya. Hanya para penyimbang atau purwatin dan beberapa tamu saja yang boleh memasuki Ruang Pasiban dan melaksanakan beberapa kegiatan adat di dalamnya.
- Ruang Tetabuhan Sesuai dengan namanya, bagian Rumah Adat Lampung ini digunakan sebagai tempat penyimpanan alat musik yang berupa tetabuhan atau gamelan khas budaya Lampung. Alat-alat musik tersebut biasa digunakan untuk menghibur para purwatin disela-sela acara pepung adat ketika mereka beristirahat. Salah satu hal menarik dari Gamelan Lampung adalah memiliki persamaan dengan Gamelan Jawa. Hal tersebut disebabkan karena Gamelan Lampung dan Gamelan budaya sama-sama dipengaruhi oleh budaya dari Kesultanan Banten mengingat posisi ujung Pulau Jawa dan Provinsi Lampung yang cukup berdekatan.
- Ruang Gajah Merem Seperti yang kita ketahui, Gajah merupakan hewan yang banyak berhabitat di daerah Lampung, bahkan provinsi ini memiliki hewan endemiknya sendiri yaitu Gajah Lampung (Elephas Maximus Sumatranus). Kedekatan masyarakat Lampung dengan hewan darat terbesar tersebut membuatnya diasosiasikan dengan sosok pemimpin. Gajah kemudian digunakan sebagai istilah yang ditujukan kepada para penyimbang atau purwatin. Oleh karena itu, Gajah Merem memiliki arti sebuah ruangan yang digunakan untuk para pemimpin tidur. Dengan kata lain, Gajah Merem merupakan sebuah ruangan di dalam Rumah Adat Lampung yang digunakan oleh para purwatin untuk tidur dan istirahat. Kegiatan pepung adat yang dapat berlangsung sehari-hari terkadang membuat para purwatin harus menetap di Nowou Sesat dan tidur di ruang Gajah Merem. Nah, itulah bagian-bagian dari salah satu jenis Rumah Adat Lampung yaitu Nowou Sesat.
Rumah adat ini bukan sebuah rumah yang digunakan
sebagai tempat tinggal sehari-hari, namun berfungsi sebagai tempat untuk melangsungkan
beberapa kegiatan adat seperti musyawarah. Secara garis besar, Rumah Adat
Lampung ini memiliki beberapa bagian yang memiliki kegunaannya tersendiri.
Fungsi dari bagian-bagian ruangan pada Nuwou Sesat tersebut ditentukan dan
diatur oleh aturan adat setempat Nilai Filosofi Sama seperti rumah adat lainnya
di Indonesia, Nuwou Sesat juga memiliki nilai-nilai filosofi tersendiri.
Nilai Filosofi
Nilai-nilai filosofi tersebut diterapkan pada desain
rumahnya yang diaambil dari kitab Kuntara Raja Niti. Kitab Kuntara Raja Niti
merupakan kitab kuno yang dimiliki oleh masyarakat Lampung. Isi dari kitab
tersebut adalah beberapa prinsip dan aturan yang harus ditaati oleh Suku
Lampung beserta keturunannya yang kemudian juga diterapkan pada rumah adatnya.
Berikut adalah nilai-nilai filosofi yang dimiliki oleh Rumah Adat Lampung:
- Pill-Pusanggiri Prinsip hidup ini mengajarkan kita untuk memiliki rasa malu ketika melalukan sebuah perilaku yang bertentangan dengan norma-norma adat maupun agama.
- Juluk-Adek Prnsip hidup ini merupakan sebuah acuan untuk para pemimpin atau petinggi yang memiliki gelar adat supaya bertingkah laku dan memiliki kepribadian yang dapat dicontoh dan diteladani oleh orang lain.
- Nemui-Nyimah Prinsip hidup ini mengajarkan kita untuk tetap menjaga tali silaturahmi anatar sesama dan memperlakukan tamu yang datang dengan sebaik mungkin.
- Nengah-Nyampur Prinsip hidup ini mengajarkan kita
untuk menjadi manusia yang bersosial dan berbaur dengan yang lainnya.
- Sakai Sambaian Prinsip hidup ini mengajarkan kita untuk saling membantu antar sesama serta bergotong royong dalam melakukan sebuah pekerjaan.
- Sang Bumi Ruwa Jurai Prinsip hidup ini mengajarkan kita untuk tetap memelihara kesatuan dan bertoleransi dalam kehidupan meskipun dengan banyak perbedaan. Hal ini menjadikan beberapa suku di Lampung seperti Suku Sebatin dan Suku Pepadun dapat hidup berdampingan dengan rukun. Selain itu, prinsip ini juga merupakan acuan bagi masyarakat Lampung untuk menerima para pendatang yang berasal dari beragam daerahdenganbaik.